5 Cm, film
yang diangkat dari novel karangan Donny Dirgantoro ini, memang mampu menarik
perhatian masyarakat dengan keberanian pengambilan gambar yang luar biasa.
Hampir sama
dengan novelnya, film ini menceritakan tentang lima sahabat yakni Zafran
(diperankan oleh Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Ian
(Igor ‘Saykoji’), dan Riani (Raline Shah). Selain kelima sehabat tersebut, ada
pula tokoh pendukung utama lain yakni Arinda yang diperankan oleh Pevita
Pearce.
Film diawali
dengan adegan yang menunjukkan kedekatan kelima sahabat itu. Saking dekatnya,
kelima sahabat itu selalu menghabiskan waktu bersama setiap harinya.
Meski
demikian, masing-masing memiliki kekhasan karakter yang ditunjukkan dengan
jelas. Mulai dari Zafran yang digambarkan sebagai orang yang sangat puitis dan
Arial yang diidentikkan sebagai cowok ‘macho’ tetapi susah mendekati cewek.
Lalu Genta
yang merupakan orang yang sukses karena keuletannya, Riani yang menjadi
satu-satunya wanita dalam kelompoknya tersebut, dan Arinda yang merupakan adik
dari Arial, digambarkan sebagai sosok gadis yang cantik sekaligus mempesona.
Film ini
kemudian beranjak menceritakan kejenuhan yang mereka alami serta adanya
kesepakatan untuk tidak saling berkomunikasi lewat media apapun satu sama lain
selama 3 bulan.
Dalam masa 3
bulan tersebut, masing-masing sahabat ini menjalani hidupnya sendiri. Zafran
dengan usahanya untuk mendapatkan hati Arinda, Ian dengan perjuangan
skripsinya, Arial dengan usahanya mendapatkan seorang pacar, Genta dengan
kesuksesan karirnya, hingga Riani dengan kehidupannya yang dirasa semakin
‘sepi’ tanpa sahabat-sahabatnya ini.
Tiga bulan
berlalu, mereka akhirnya bertemu dan sepakat untuk mengikuti rencana Genta
pergi ke suatu tempat. Adegan-adegan selanjutnya memperlihatkan perjalanan
mereka mulai dari Jakarta hingga perjuangan mereka mendaki Gunung Semeru untuk
mencapai Mahameru yang merupakan puncak tertinggi di Jawa.
Setelah
mencapai Mahameru, banyak hal dalam kehidupan persahabatan mereka yang akhirnya
terungkap, mulai dari cinta segiempat antara Zafran, Arinda, Genta, dan Riani
hingga berbagai pelajaran hidup yang mereka dapatkan.
Film ini
merupakan film yang berusaha menggambarkan detail setiap adegan dengan rapi.
Perjalanan mendaki gunung Semeru yang diceritakan dalam novel mampu diangkat ke
layar kaca dengan teknik pengambilan gambar yang sangat baik.
Medan yang
sulit tentunya menjadi tantangan terbesar pengambilan gambar film ini. Meskipun
demikian, pengambilan gambar dilakukan dengan sangat rapi, detail-detail cerita
pun mampu divisualisasikan dalam bentuk gambar.
Namun,
sejumlah gambar yang ada di dalam film ini dinilai banyak yang ‘blur’ atau
kurang jelas. Berbagai gambar, misalnya saat mendeskripsikan keindahan Gunung
Semeru secara menyeluruh dilakukan dengan metode ‘zoom out’ serta ‘panning’.
Hal ini kadang berakibat pada gambar yang menjadi tidak fokus.
Meski
terdapat kekurangan pada teknis gambar, kekuatan dialog yang berusaha dibangun,
penguasaan karakter oleh masing-masing tokoh, konstruksi suasana yang sangat
bagus menjadi nilai lebih film ini, sehingga sangat layak untuk ditonton
apalagi untuk kalangan yang mencintai dunia alam serta petualangan.